Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

5 Manfaat Teh Spearmint untuk Atasi Jerawat dan Melancarkan Pencernaan

5,155 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Spearmint telah digunakan selama berabad-abad untuk tujuan pengobatan di berbagai budaya. Dari Pengobatan Tradisional Iran hingga Pengobatan Tradisional Tiongkok, teh spearmint secara turun-temurun digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit dan gangguan.

Belakangan ini, teh spearmint dikenal akan potensi manfaatnya bagi orang-orang yang berjuang melawan kelainan hormonal dan endokrin seperti Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS).

Riset bahkan menunjukkan bahwa teh spearmint dapat membantu mengatasi jerawat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.

Meskipun teh spearmint mungkin lebih dikenal karena penggunaan modernnya yang berpotensi memberikan manfaat bagi gangguan hormonal, penelitian menunjukkan bahwa spearmint dapat memberikan lebih banyak manfaat kesehatan.

Teh Spearmint Dapat Membantu Mengatasi Sindrom Polikistik Ovarium

Sindrom Polikistik Ovarium, juga dikenal sebagai PCOS, merupakan suatu kondisi yang melibatkan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan pembesaran ovarium yang menimbulkan kista. Gejala PCOS juga dapat mencakup menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut tubuh yang tidak normal, penambahan berat badan, jerawat, resistansi insulin, dan bahkan infertilitas.

Riset menunjukkan bahwa PCOS disebabkan oleh peningkatan hormon reproduksi pria atau androgen pada wanita. Meskipun penyebab PCOS belum ditemukan, riset menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Penelitian menunjukkan bahwa spearmint merupakan herba antiandrogenik dan teh spearmint dapat membantu mengatasi PCOS. Sebuah uji klinis acak buta-tunggal berfokus pada 60 wanita penderita PCOS yang telah didiagnosis tidak subur.

Para peserta juga tertarik untuk hamil. Penelitian ini membagi peserta menjadi 1 dari 3 kelompok: kelompok yang menerima obat clomiphene, kelompok yang menerima campuran herbal yang mencakup spearmint, jahe, dan kayu manis, serta kelompok yang menerima clomiphene dan campuran herbal spearmint.

Masing-masing kelompok menerima perawatan selama 3 bulan. Penelitian menemukan bahwa kelompok yang menerima campuran herbal spearmint mengalami penurunan stres oksidatif dan kadar glukosa darah puasa yang lebih baik.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kadar insulin lebih rendah pada kelompok spearmint dibandingkan dengan kelompok clomiphene. Insulin merupakan hormon yang membantu membawa gula darah dari aliran darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar. Penderita PCOS cenderung memiliki kadar insulin yang lebih tinggi dalam aliran darahnya dan resistan terhadap insulin.

Penelitian juga menunjukkan bahwa spearmint dapat membantu mengurangi kista ovarium pada PCOS. Sebuah penelitian pada hewan menemukan bahwa kombinasi spearmint dan biji rami membantu mengurangi jumlah kista ovarium.

Teh Spearmint Dapat Membantu Mengurangi Jerawat

Salah satu gejala PCOS dapat berupa noda kulit dan jerawat. PCOS dikaitkan dengan jerawat karena terjadinya peningkatan androgen. Peningkatan androgen sering dikaitkan dengan peningkatan minyak kulit atau sebum, yang dapat menyebabkan jerawat.

Penelitian menunjukkan bahwa teh spearmint dapat membantu mengatasi jerawat yang terkait dengan PCOS. Karena spearmint sering dianggap sebagai herba antiandrogenik, seperti halnya akar manis atau teh hijau, spearmint dapat membantu mencegah jerawat dengan menurunkan androgen penyebab jerawat dalam tubuh.

Cara lain spearmint dalam membantu mengurangi lesi jerawat dikaitkan dengan potensi sifat antibakterinya. Penelitian menunjukkan bahwa jerawat dapat disebabkan, sebagian, oleh ketidakseimbangan mikrobiom kulit. Ketidakseimbangan ini terjadi saat spesies bakteri seperti C. acnes dan S. epidermidis berkembang biak dan mengganggu mikroorganisme lain yang hidup di kulit.

Dengan meningkatnya resistansi terhadap metode konvensional seperti antibiotik, metode lain seperti probiotik dan teh spearmint kian diminati. Penelitian menunjukkan bahwa spearmint dapat bertindak sebagai antibiotik terhadap bakteri tertentu yang dapat menyebabkan jerawat, seperti S. epidermidis.

Meskipun spearmint merupakan herba yang sangat berpotensi dalam mengurangi jerawat, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar memahami potensi herba menakjubkan ini.

Teh Spearmint Dapat Membantu Mengurangi Hirsutisme

Hirsutisme merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang tidak normal dan berlebihan, terutama pada wanita. Dengan hirsutisme, pertumbuhan rambut yang tebal dan abnormal dapat terjadi di mana saja pada tubuh, tetapi paling sering terjadi pada wajah dan dagu wanita.

Riset menunjukkan bahwa hirsutisme umumnya disebabkan oleh kelebihan hormon pria atau androgen.

Penelitian menunjukkan bahwa teh spearmint dapat membantu mengatasi hirsutisme. Sebuah uji coba acak terkontrol plasebo berfokus pada 42 peserta penderita hirsutisme.

Penelitian ini mengamati peserta selama 30 hari untuk menilai efek teh spearmint terhadap hirsutisme. Para peserta mengonsumsi 1 cangkir teh spearmint dua kali sehari selama sebulan. Setelah 30 hari, penelitian tersebut menemukan bahwa peserta yang diberi teh spearmint memiliki kadar testosteron dalam darah yang lebih rendah dan hormon luteinisasi (LH) serta hormon perangsang folikel (FSH) yang lebih tinggi.

Testosteron merupakan hormon utama pria yang dapat menyebabkan hirsutisme jika ditemukan dalam kadar yang tinggi pada wanita. LH dan FSH merupakan hormon yang membantu mengatur siklus menstruasi.

Para peserta juga melaporkan adanya perbaikan subjektif pada hirsutisme, meskipun tes objektif tidak menemukan perubahan yang signifikan dalam jangka waktu penelitian.

Spearmint Dapat Membantu Meningkatkan Daya Ingat

Penelitian menunjukkan bahwa spearmint dapat bertindak sebagai nootropik. Nootropik, seperti halnya bacopa atau ginkgo biloba, merupakan zat yang dapat membantu meningkatkan kognisi, fokus, dan daya ingat.

Sebuah penelitian buta-ganda, acak, terkontrol plasebo berfokus pada efek spearmint terhadap daya ingat kerja. Penelitian ini melibatkan 90 peserta dengan gangguan daya ingat terkait usia. Pesertanya berusia sekitar 60 tahun.

Peserta ditempatkan dalam kelompok spearmint atau kelompok plasebo dan mengonsumsi 2 kapsul spearmint sekali sehari selama 90 hari. Pada akhir penelitian, peserta dari kelompok spearmint terbukti memiliki daya ingat kerja dan daya ingat spasial yang lebih baik dibandingkan dengan plasebo.

Kelompok perawatan spearmint juga melaporkan bahwa peserta kini lebih mudah untuk tertidur dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Penelitian buta-ganda, acak, terkontrol plasebo lainnya berfokus pada efek spearmint terhadap kognisi pada 142 orang dewasa yang sehat dan aktif. Peserta mengonsumsi suplemen spearmint atau plasebo selama 90 hari.

Setelah penelitian berakhir, peserta dari kelompok spearmint memiliki hasil yang lebih baik terkait dengan perhatian dan fokus yang berkelanjutan dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Teh Spearmint Dapat Membantu Melancarkan Pencernaan

Berbagai sistem pengobatan tradisional, dari Pengobatan Tradisional Iran dan Pengobatan Tradisional Tiongkok hingga Ayurveda, telah menggunakan spearmint untuk mengatasi masalah pencernaan.

Penelitian dapat mendukung klaim ini. Sebuah penelitian klinis membandingkan efek spearmint dengan pepermin untuk mengatasi dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional merupakan gangguan perut yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Gejala dispepsia fungsional meliputi nyeri perut, flatulensi, mual, kembung, dan merasa kenyang setelah makan meski hanya sedikit.

Penelitian ini melibatkan 79 peserta yang menderita dispepsia fungsional. Peserta ditugaskan untuk menerima perawatan pepermin atau spearmint selama 5 hari.

Setelah penelitian berakhir, baik spearmint maupun pepermin terbukti memiliki kemampuan yang sama dalam mengurangi gejala nyeri, perut terasa penuh, mual, kembung, dan flatulensi. Spearmint terbukti lebih efektif dibandingkan pepermin dalam mengurangi muntah.

Penelitian klinis buta-tunggal lainnya berfokus pada efek spearmint terhadap dimethicone untuk mengatasi flatulensi. Sebanyak 60 peserta dengan sindrom iritasi usus besar menerima dimethicone atau spearmint setiap habis makan selama 3 minggu.

Setelah penelitian berakhir, spearmint terbukti bekerja lebih baik dibandingkan dimethicone dalam mengatasi flatulensi. Lebih lanjut, penelitian tersebut menyatakan bahwa tidak ada kejadian buruk atau efek samping yang dialami para peserta.

Efek Samping Teh Spearmint

Spearmint Secara Umum Diakui Aman (GRAS) untuk dikonsumsi manusia dalam bentuk makanan, minuman, dan obat-obatan. Penelitian terkait keamanannya tidak menemukan perubahan yang buruk pada hormon perangsang tiroid, fungsi hati dan ginjal, atau profil lipid pada individu yang mengonsumsi maksimum 900 miligram spearmint per hari selama 90 hari. Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi spearmint bisa berupa reaksi alergi pada individu yang sensitif. Spearmint juga dapat bertindak sebagai obat penenang ringan yang dapat menenangkan.

Poin Penting

Teh spearmint dapat memberikan banyak manfaat potensial mulai dari menyeimbangkan hormon hingga meningkatkan daya ingat. Spearmint telah digunakan selama berabad-abad sebagai cara nikmat yang berpotensi meningkatkan kesehatan secara keseluruhan secara aman.

Referensi: 

  1. Ainehchi N, Khaki A, Farshbaf-Khalili A, Hammadeh M, Ouladsahebmadarek E. The Effectiveness of Herbal Mixture Supplements with and without Clomiphene Citrate in Comparison to Clomiphene Citrate on Serum Antioxidants and Glycemic Biomarkers in Women with Polycystic Ovary Syndrome Willing to be Pregnant: A Randomized Clinical Trial. Biomolecules. 2019;9(6):215. Published 2019 Jun 3. doi:10.3390/biom9060215
  2. Ali-Shtayeh MS, Jamous RM, Abu-Zaitoun SY, Khasati AI, Kalbouneh SR. Biological Properties and Bioactive Components of Mentha spicata L. Essential Oil: Focus on Potential Benefits in the Treatment of Obesity, Alzheimer's Disease, Dermatophytosis, and Drug-Resistant Infections. Evid Based Complement Alternat Med. 2019;2019:3834265. Published 2019 Oct 20. doi:10.1155/2019/3834265
  3. Ashkar F, Rezaei S, Salahshoornezhad S, et al. The Role of medicinal herbs in treatment of insulin resistance in patients with Polycystic Ovary Syndrome: A literature review. Biomol Concepts. 2020;11(1):57-75. Published 2020 Mar 26. doi:10.1515/bmc-2020-0005
  4. Dessinioti C, Katsambas A. Antibiotics and Antimicrobial Resistance in Acne: Epidemiological Trends and Clinical Practice Considerations. Yale J Biol Med. 2022;95(4):429-443. Published 2022 Dec 22.
  5. El Menyiy N, Mrabti HN, El Omari N, et al. Medicinal Uses, Phytochemistry, Pharmacology, and Toxicology of Mentha spicata. Evid Based Complement Alternat Med. 2022;2022:7990508. Published 2022 Apr 12. doi:10.1155/2022/7990508
  6. Falcone PH, Nieman KM, Tribby AC, et al. The attention-enhancing effects of spearmint extract supplementation in healthy men and women: a randomized, double-blind, placebo-controlled, parallel trial. Nutr Res. 2019;64:24-38. doi:10.1016/j.nutres.2018.11.012
  7. Grant P, Ramasamy S. An update on plant derived anti-androgens. Int J Endocrinol Metab. 2012;10(2):497-502. doi:10.5812/ijem.3644
  8. Grant P. Spearmint herbal tea has significant anti-androgen effects in polycystic ovarian syndrome. A randomized controlled trial. Phytother Res. 2010;24(2):186-188. doi:10.1002/ptr.2900
  9. Herrlinger KA, Nieman KM, Sanoshy KD, et al. Spearmint Extract Improves Working Memory in Men and Women with Age-Associated Memory Impairment. J Altern Complement Med. 2018;24(1):37-47. doi:10.1089/acm.2016.0379
  10. Lasrado JA, Nieman KM, Fonseca BA, Sanoshy KD, Schild AL, Herrlinger KA. Safety and tolerability of a dried aqueous spearmint extract. Regul Toxicol Pharmacol. 2017;86:167-176. doi:10.1016/j.yrtph.2017.03.005
  11. Mahboubi M. Mentha spicata L. essential oil, phytochemistry and its effectiveness in flatulence. J Tradit Complement Med. 2018;11(2):75-81. Published 2018 Sep 28. doi:10.1016/j.jtcme.2017.08.011
  12. Mahendran G, Verma SK, Rahman LU. The traditional uses, phytochemistry and pharmacology of spearmint (Mentha spicata L.): A review. J Ethnopharmacol. 2021;278:114266. doi:10.1016/j.jep.2021.114266
  13. Mehraban, M., Jelodar, G. & Rahmanifar, F. A combination of spearmint and flaxseed extract improved endocrine and histomorphology of ovary in experimental PCOS. J Ovarian Res 13, 32 (2020). https://doi.org/10.1186/s13048-020-00633-8
  14. Roe AL, Venkataraman A. The Safety and Efficacy of Botanicals with Nootropic Effects. Curr Neuropharmacol. 2021;19(9):1442-1467. doi:10.2174/1570159X19666210726150432
  15. Ulbricht C, Costa D, M Grimes Serrano J, et al. An evidence-based systematic review of spearmint by the natural standard research collaboration. J Diet Suppl. 2010;7(2):179-215. doi:10.3109/19390211.2010.486702
  16. Zhang LL, Chen Y, Li ZJ, Li X, Fan G. Bioactive properties of the aromatic molecules of spearmint (Mentha spicata L.) essential oil: a review. Food Funct. 2022;13(6):3110-3132. Published 2022 Mar 21. doi:10.1039/d1fo04080d

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya