Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Manfaat Kesehatan dari Serat Pangan

16,831 Dilihat

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tipikal orang dewasa harus mengonsumsi sekitar 25 gram serat per hari. Namun, kebanyakan orang tidak cukup mengonsumsinya.

Serat adalah salah satu tipe karbohidrat. Kebanyakan karbohidrat yang kita telan, dipecah di dalam saluran pencernaan (GI) kita, kemudian diserap dari usus ke dalam aliran darah. Namun, serat adalah salah satu komponen tanaman yang tidak dicerna atau diserap oleh sistem GI manusia. Itu hanya melewati usus dan keluar pada kotoran kita.

Mungkin Anda heran, mengapa ini bermanfaat jika sekadar lewat? Karena ini akan menambah massa, menciptakan konsistensi kotoran yang lebih lunak, dan membantu transit kotoran di dalam usus kita. Pencegahan sembelit adalah salah satu alasan utama orang mencari makanan tinggi serat, dan dengan alasan yang bagus. Sembelit dapat menjadi tidak nyaman, menyebabkan sakit perut, kembung, rasa sakit saat buang air besar dan mengejan. Ini juga penyebab utama wasir dan fisura ani yang jelas tidak menyenangkan. Serat pangan adalah komponen penting dalam pencegahan itu semua.

Di samping menjaga kesehatan usus, studi menunjukkan berbagai manfaat potensial serat pangan lainnya:

Divertikulitis

Divertikula adalah kantung kecil yang keluar di dalam usus besar dan cukup umum. Kami merujuk kedivertikulosis, jika sedikit partikel makanan terjebak di dalam kantung ini, bakteri dapat menginfeksi dan merangsang area ini, kami menyebutnya sebagai divertikulitis. Harap diingat, dalam kedokteran, apa pun yang berakhiran dengan -itis mencerminkan peradangan. Divertikulitis cukup menyakitkan, seperti yang telah dibuktikan oleh mereka yang pernah mengalaminya. menambah massa melalui bantuan serat dalam pengangkutan kotoran dan partikel makanan, menciptakan transportasi yang lebih lancar ke usus besar, dan oleh karena itu melindungi dari divertikulitis.

Mengendalikan Berat Badan

Serat menambah massa dan menginduksi rasa kenyang yang lebih lama. Ini menjadi perlindungan terhadap makan berlebihan, dan mereka yang mengonsumsi makanan tinggi serat akan mengurangi risiko peningkatan obesitas dalam hidup mereka, dan bahkan mungkin mengalami penurunan berat badan.

Penyakit Jantung

Berbagai studi (5, 6) telah menunjukkan bahwa makanan berserat yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular, yang termasuk penyakit jantung dan strok. Pada kenyataannya, untuk setiap 10g serat pangan, risiko kejadian koroner berkurang 14% dan kematian koroner berkurang 27% baik pada pria maupun wanita dalam sebuah studi.

Diabetes

Makanantinggi serat, serealia utuh (terutama dengan dedak dan serat sereal) juga mengurangi risiko berkembangnya diabetes dan mengendalikan kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Hal ini mungkin paling tidak sebagian karena indeks glikemik yang lebih rendah dalam makanan tinggi serat.

Kolesterol

Berbagai studi juga telah menunjukkan bahwa serat larut dapat membantu pengurangan kolesterol total dan LDL, meskipun pengurangannya sepertinya kecil. Gandum utuh, secara khusus, mungkin yang paling efektif.

Kanker Kolorektal

Sekelompok pakar melaporkan bahwa mengonsumsi makanan berserat yang lebih tinggi mungkin akan melindungi dari risiko berkembangnya kanker kolorektal. Namun, masih ada pertentangan data sampai penelitian lebih lanjut diadakan.

Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

IBS adalah kondisi frustrasi yang tidak dapat disembuhkan dengan pasien mengalami sembelit dan/atau diare bersama dengan ketidaknyamanan perut yang dipicu oleh makanan atau penyebab stres tertentu. Peran serat dalam IBS saat ini belum pasti, tetapi dengan data yang menunjukkan hasil campuran. Serat dapat berpotensi memperburuk gejala IBS pada beberapa orang, dan sebuah studi besar menyangkal efektivitas serat pada pasien IBS. Studi yang lain telah menemukan manfaat penggunaan psyllium secara khusus untuk mengobati IBS. Secara keseluruhan, tidak ada bahaya jangka panjang dalam percobaan serat untuk mereka yang menderita IBS, tetapi harap diingat untuk memulai dan meningkatkan kuantitasnya secara bertahap di dalam makanan Anda.

Makanan Sumber Serat

Ada dua tipe dalam serat pangan, keduanya memiliki manfaat kesehatan potensial. Serat larut (psyllium, oat, pektin, kacang-kacangan, biji-bijian) larut di dalam air, dan merupakan tipe yang paling terkait untuk mengurangi penyakit jantung dan risiko diabetes. Serat tidak larut (dedak gandum, polong-polongan, nasi merah) tidak larut di dalam air dan merupakan yang terbaik untuk menjaga kesehatan usus. Lebih baik mendapatkan campuran kedua tipe tersebut di dalam makanan Anda.

Tips untuk Mengonsumsi Lebih Banyak Serat

  • Pilih serealia utuh (roti gandum utuh 100%, nasi merah, pasta gandum utuh, dll.) daripada biji-bijian olahan (roti putih, nasi putih, dll.)
  • Pilih satu (atau dua) porsi sayuran di setiap sajian.
  • Pilih buah untuk pencuci mulut daripada manisan olahan yang diproses.
  • Pilih buah yang sebenarnya daripada jus.
  • Pilih sereal tinggi serat di pagi hari, bukan yang tinggi gula.
  • Untuk sembelit, konsumsilah buah prune, yang merupakan sumber serat dengan lebih banyak efek untuk melunakkan kotoran.
  • Campurkan beberapa sendok dedak gandum ke dalam makanan Anda.
  • Yang terbaik adalah mendapatkan serat melalui makanan. Namun, jika Anda tidak dapat melakukannya dan memilih suplemen, pastikan untuk meningkatkan dosis serat Anda seiring waktu untuk mencegah berbagai risiko kembung, kram, dan kentut.
  • Jika Anda meningkatkan serat, pastikan untuk meminum cairan dalam jumlah yang cukup untuk menyesuaikan peningkatannya.

Referensi:

  1. https://health.gov/dietaryguidelines/2015/guidelines/appendix-7
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9521633
  3. https://academic.oup.com/jn/article/130/2/272S/4686350
  4. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=21696306
  5. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=24355537
  6. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=25727082
  7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=14980987
  8. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=17760498
  9. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=12197996
  10. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=9925120
  11. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=26269373
  12. https://www.wcrf.org/dietandcancer/exposures/wholegrains-veg-fruit
  13. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9895396
  14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9521633
  15. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=21833945
  16. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19713235

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya