Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Apa Itu Agonis GLP-1? Efek Samping + Pertimbangannya

127,242 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Apa Itu Glucagon-Like Peptide 1?

Glucagon-like peptide 1, atau GLP-1, merupakan hormon alami yang dilepaskan sebagai respons terhadap makanan yang masuk ke usus, menyebabkan pelepasan insulin dan berkurangnya nafsu makan. 

Apa Fungsi GLP-1?

  • Meningkatkan Pemanfaatan Pangan
  • Memetabolisme Lemak
  • Mengatur Nafsu Makan
  • Mengaktifkan Insulin
  • Membantu Mengontrol Gula Darah
  • Memicu Rasa Kenyang 

Apa Itu Agonis GLP-1?

Sebagai perawatan medis yang populer untuk obesitas, agonis GLP-1 merupakan obat yang bekerja meniru glucagon-like peptide-1 (GLP-1). Obat-obatan ini, yang dikenal sebagai agonis GLP-1, meliputi semaglutide dan tirzepatide. 

Mengapa Agonis GLP-1 Sangat Populer Belakangan Ini?

Obat agonis GLP-1 muncul dalam pengobatan diabetes tipe 2 yang dimulai pada tahun 2005 dengan Byetta, bentuk GLP-1 yang pertama kali diidentifikasi dalam racun kadal monster, Gila. Byetta dan agonis GLP-1 awal lainnya segera bertindak dan memerlukan dosis sekali atau dua kali sehari. 

Pada tahun 2017, agonis GLP-1 mingguan pertama disetujui untuk membantu mengatasi diabetes tipe 2. Pada tahun 2021, bentuk semaglutide dengan dosis yang lebih tinggi disetujui untuk pengobatan obesitas. Tirzepatide merupakan agonis dengan aksi ganda karena dapat meningkatkan GLP-1 dan hormon lain yang dikenal sebagai polipeptida insulinotropik yang bergantung pada glukosa (GIP) untuk meningkatkan kontrol gula darah serta mengurangi nafsu makan dan asupan makanan.

Baik semaglutide maupun tirzepatide telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam uji klinis pada pengobatan obesitas, baik bagi penderita diabetes tipe 2 atau bukan.[1-3] Meskipun perubahan diet dan gaya hidup bisa efektif dalam mendukung berat badan ideal, kenyataannya pada obesitas, penerapan diet dan gaya hidup saja memberikan hasil yang buruk karena hanya sekitar 5-15% dari orang-orang ini yang mampu mencapai target penurunan berat badan sebesar 20% dan sebagian besar kembali mengalami kenaikan berat badan dalam waktu satu tahun setelah penurunan tersebut. Sebaliknya, dalam uji klinis pada manusia yang menggunakan semaglutide atau tirzepatide, sekitar 60% pasien mencapai target penurunan berat badan sebesar 20% dan dapat mempertahankan berat badan tersebut dengan penggunaan yang berkelanjutan. Akan tetapi, saat berhenti mengonsumsi obat-obatan ini, sebagian besar orang akan kembali mengalami kenaikan berat badan sebanyak dua pertiga yang hilang dalam waktu satu tahun.[4] 

Selain membantu menurunkan berat badan, terdapat banyak data yang menunjukkan bahwa agonis GLP-1 dapat secara signifikan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular sebanyak 20%. Manfaat kardiovaskular tampaknya mendahului penurunan berat badan yang signifikan dan berlaku bagi penderita diabetes tipe 2 atau tanpa diabetes tipe 2.[5-7] 

Perusahaan obat-obatan terkemuka mencurahkan sumber daya yang berlimpah untuk mengembangkan lebih banyak agonis GLP-1 itu sendiri atau yang dikombinasikan dengan senyawa aktif mirip hormon lainnya.[8] Oleh karena itu, penggunaan agonis GLP-1 kemungkinan akan menjadi pengobatan yang lebih populer untuk obesitas dan gangguan terkait di masa mendatang.

Rekomendasi Gaya Hidup untuk Agonis GLP-1

Dari sudut pandang nutrisi, ada tiga hal yang menjadi perhatian terkait penggunaan agonis GLP-1: 

  1. Malanutrisi karena berkurangnya asupan makanan
  2. Penyakit pencernaan
  3. Penyusutan otot

Agonis GLP-1 dapat menyebabkan penurunan nafsu makan secara signifikan, atau juga menyebabkan mual. Hal ini membuat orang yang mengonsumsi obat tersebut merasa seperti tidak makan sama sekali. Dan hal ini dapat menyebabkan malanutrisi. Saat menjalani pengobatan ini, sadari akan pentingnya diet dan nutrisi bagi kesehatan Anda. Penting untuk terus memberi makan tubuh bahkan saat sedang menjalani program penurunan berat badan. Tubuh memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dengan perubahan metabolisme dan bentuk fisik karena agonis GLP-1 dan penurunan berat badan yang didukungnya. Penting untuk terus mengonsumsi makanan bergizi tinggi. 

Diet Mediterania bisa menjadi pilihan terbaik saat mengonsumsi agonis GLP-1. Makanan utama dalam diet Mediterania adalah makanan utuh dan mencakup buah-buahan, sayuran, ikan, makanan laut, kacang-kacangan, legum, dan minyak zaitun. Untuk memastikan asupan vitamin dan mineral yang cukup, terutama saat asupan makanan berkurang, pastikan untuk mengonsumsi formula multivitamin dan mineral berkhasiat tinggi untuk memastikan asupan yang memadai.

Strategi diet penting untuk membantu mengatasi masalah pencernaan yang umumnya disebabkan oleh agonis GLP-1 atau saat menghadapi penurunan motilitas lambung, di antaranya:[9]

  • Hindari makan besar dan berat, dan makanlah dalam porsi kecil dengan intensitas yang lebih sering. 
  • Berfokus pada makanan berukuran partikel kecil seperti smoothie, protein kocok, sup krim, alpukat tumbuk, puree buah dan sayur, hummus, dan makanan lain yang mudah ditumbuk menjadi potongan kecil dengan garpu. 

Pendekatan Alami terhadap Efek Samping Agonis GLP-1

1. Mendukung Pencernaan dengan Kolagen

Formula pendukung nutrisi utama bagi pengguna agonis GLP-1 adalah CollagenUp Plus. Formula ini mengandung peptida kolagen laut terhidrolisis, tambahan asam amino esensial, sumber serat pangan prebiotik yang aman bagi lambung dan tidak menyebabkan iritasi, serta ekstrak kaya flavonoid dari jeruk darah dan anggur. Formula komprehensif ini dirancang untuk memaksimalkan dukungan nutrisi bagi siapa saja yang menggunakan agonis GLP-1 atau menerapkan diet rendah kalori. 

Pertama, sehubungan dengan dukungannya terhadap fungsi pencernaan pada pengguna agonis GLP-1, CollagenUp Plus memenuhi kriteria makanan berukuran partikel kecil. CollagenUp Plus juga memberikan dukungan pencernaan yang signifikan dengan menyediakan 5 gram dari 2 prebiotik unik: dekstrin yang sulit dicerna dari tapioka dan gom guar yang terhidrolisis sebagian. Serat pangan ini cocok sebagai komponen makanan berpartikel kecil yang membantu mendukung fungsi lambung yang baik, dan keduanya sulit terurai di lambung maupun usus kecil. Ini mencegah pembentukan gas dan perasaan kembung. Hal ini juga menunjukkan bahwa aspek prebiotik dari serat pangan ini terdapat terutama di usus besar (kolon), tempat sebagian besar bakteri usus hidup.[10,11] 

Baik prebiotik maupun probiotik, keduanya mendukung mikrobiom usus yang sehat serta fungsi pencernaan secara keseluruhan, terutama dengan dosis total 5 gram setiap hari. Mikrobiom yang sehat sangat penting untuk kerja insulin yang tepat, kontrol gula darah, penurunan berat badan, serta aspek metabolisme lainnya, dan, tentunya, sebagai serat pangan, mikrobiom juga mendukung fungsi usus yang baik. Penting untuk menjaga buang air besar secara teratur karena penurunan berat badan berarti sel-sel lemak terurai dan melepaskan simpanan racun yang harus dimetabolisme dan dikeluarkan dari tubuh melalui tinja bukannya diserap kembali ke dalam sirkulasi umum.

2. Menjaga Struktur dan Warna Kulit dengan Kolagen

Selain untuk mengatasi gangguan pencernaan, CollagenUp Plus dapat membantu pengguna agonis GLP-1 dengan cara lain. CollagenUp Plus menyediakan 5 gram peptida kolagen laut terhidrolisis. Kulit sangat kaya akan kolagen, khususnya lapisan pendukung yang berada di bawah permukaan yang disebut dermis. Sekitar 70% dukungan struktural yang diberikan oleh dermis berasal dari kolagen. Kata kolagen berasal dari bahasa Yunani yang berarti lem. Kolagen merupakan protein utama dalam tubuh manusia dan membentuk sesuatu yang disebut sebagai substansi dasar atau “semen intraseluler” yang secara harfiah menyatukan kita.

Melengkapi diet dengan peptida kolagen membantu Anda menyediakan bahan penyusun kolagen dan telah terbukti membantu menjaga elastisitas serta hidrasi kulit dalam beberapa uji klinis buta-ganda terkontrol plasebo. Peptida kolagen juga membantu meminimalkan munculnya penuaan kulit serta menyamarkan garis halus, terutama jika dikonsumsi minimal selama 6 bulan.[14-16] 

Suplementasi peptida kolagen juga dapat membantu perubahan khas penurunan berat badan cepat yang disebabkan oleh agonis GLP-1 pada tampilan wajah. Pada dasarnya, kulit wajah kehilangan kolagen dan lemak. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya garis halus dan kerutan, kulit kendur, serta tampilan wajah yang terlihat cekung.

Ekstrak kaya polifenol dari anggur dan jeruk darah yang termasuk dalam CollagenUP Plus juga penting dalam mendukung mikrobiom dan struktur kolagen kulit.[17,18] Efek mikrobiom antara lain mendorong poros usus-otak untuk mengendalikan nafsu makan, sedangkan aspek pendukung kolagen juga mencakup stimulasi sintesis kolagen.

3. Mencegah Penyusutan Otot dengan Latihan Beban

Salah satu kekhawatiran terkait agonis GLP-1 adalah persentase penurunan berat badan tanpa lemak atau massa otot yang lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan berat badan yang dicapai melalui perubahan diet dan gaya hidup.[19,20] Massa otot adalah tungku pembakaran lemak dalam tubuh, dan hilangnya otot yang disebabkan oleh agonis GLP-1 dapat mempersulit penurunan berat badan jika berat badan kembali naik di masa mendatang. Selain itu, hilangnya massa otot yang disebabkan oleh agonis GLP-1 juga dapat mempercepat perkembangan sarkopenia dan hilangnya massa otot terkait usia. Kebanyakan orang kehilangan rata-rata 3-8% massa ototnya setiap 10 tahun setelah usia 30 tahun. Angka ini sering kali meningkat setelah usia 60 tahun dan menyebabkan sarkopenia serta peningkatan risiko berkurangnya mobilitas, kelemahan, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.

Untuk mempertahankan massa otot selama menjalani diet, penting untuk berjalan kaki atau melakukan latihan kekuatan dan ketahanan serta mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup. Umumnya, dianjurkan satu gram per kilogram (2,2 pon) berat badan. Akan tetapi, yang lebih relevan dari asupan protein total adalah tingkat asupan 9 asam amino esensial. Asam amino lain dalam protein disebut nonesensial karena tubuh manusia dapat memproduksinya. 

Selain menyediakan 5 gram peptida kolagen laut terhidrolisis yang mengandung asam amino esensial, CollagenUp Plus juga menyediakan 3 gram dari 9 asam amino esensial (histidina, isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina). Karena Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk asam amino esensial kurang lebih sekitar 7 gram, satu porsi CollagenUp Plus menyediakan sekitar 50% AKG untuk asam amino esensial dan hanya 50 kalori, sementara dua porsi menyediakan hampir 100% AKG untuk asam amino esensial dan 100 kalori. 

4. Atasi Masalah Pencernaan dengan Jahe dan Artichoke

Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh agonis GLP-1 umumnya terbatas pada tahap awal pengobatan. Hal ini diperkirakan merupakan hasil dari reseptor GLP-1 lambung yang mengatur pengosongan dan motilitas (kontraksi). Stimulasi GLP-1 yang berlebihan dapat menyebabkan penundaan pengosongan lambung dalam waktu lama, yang menyebabkan mual atau perasaan tidak nyaman pada perut, seperti rasa kenyang, heartburn, atau nyeri.

Untuk mengatasi efek samping tersebut, Digestion Pro dengan ProDigest® untuk Meredakan dan Meringankan G.I. dari California Gold Nutrition mungkin dapat membantu, terutama saat pertama kali mulai menggunakan agonis GLP-1 pada saat keluhan pencernaan paling umum terjadi.

Digestion Pro dengan ProDigest® untuk Meredakan dan Meringankan G.I. mengandung kombinasi ekstrak akar jahe unik dan daun artichoke yang terbukti secara klinis dan dipatenkan. Meskipun kedua pendekatan herbal tradisional untuk keluhan perut dan pencernaan ini telah digunakan selama ribuan tahun, teknologi modern menciptakan bentuk pengobatan tradisional yang paling bermanfaat untuk dukungan pencernaan yang konsisten dan aman.

Penelitian klinis pada manusia dengan kombinasi ekstrak jahe-artichoke yang unik ini telah membuktikan manfaatnya dalam meningkatkan proses pencernaan dan motilitas lambung. Sebagai contoh, sebuah penelitian buta-ganda terkontrol plasebo menunjukkan bahwa kombinasi ini bermanfaat dalam mengatasi dispepsia fungsional, sejenis gangguan pencernaan yang disebabkan oleh iritasi lambung yang dapat menyebabkan sensasi perut kembung setelah makan, nyeri perut, kram, atau mual.[9] Dalam penelitian tersebut, 126 subjek dengan dispepsia fungsional diberikan dua kapsul kombinasi jahe-artichoke atau plasebo per hari selama 14 hari.

Hasil menunjukkan hanya subjek yang mengonsumsi produk herbal yang menunjukkan pengurangan kembung, nyeri perut bagian atas, serta mual yang signifikan. Manfaat ini sebagian terkait dengan efek kombinasi jahe dan artichoke dalam meningkatkan motilitas lambung, sehingga meningkatkan pencernaan dan pengosongan isi lambung yang tepat..[12]

5. Gunakan Berberine untuk Efek Pendukung

Karena potensinya sebagai penunjang penurunan berat badan, berberine mendapatkan banyak perhatian media karena potensi kemampuannya untuk mendukung aktivitas GLP-1 dan lainnya dengan cara yang mungkin berguna dalam mendukung pengguna agonis GLP-1..[21-23]

Berberine merupakan senyawa alkaloid yang ditemukan dalam berbagai tumbuhan, terutama goldenseal (Hydrastis canadensis), barberry (Berberis vulgaris), dan goldthread (Coptis chinensis). Lebih dari 5.000 penelitian ilmiah telah dilakukan terhadap berberine, termasuk lebih dari 150 uji klinis pada manusia.

Penelitian telah menunjukkan bahwa berberine terlibat dalam berbagai aspek kesehatan manusia. Banyaknya manfaat kesehatan dari suplementasi berberine merupakan hasil perbaikan mikrobiom usus, atau lebih khusus lagi, kumpulan mikrob dan materi genetik di dalam usus.[24-26] Berberine mampu meningkatkan jumlah bakteri baik, Akkermansia muciniphila di usus. Bakteri ini berperan penting dalam kesehatan lapisan usus dan meningkatkan kerja insulin untuk membantu melawan obesitas serta meningkatkan kontrol gula darah.[27,28] 

Berberine telah diteliti secara ekstensif di lebih dari 50 uji klinis buta ganda untuk mendukung kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah normal serta meningkatkan kesehatan hati dan pengendalian berat badan.[29-34]

Penelitian terhadap Berbevis®, Matriks Fosfolipid Berberine yang dipatenkan, yang terkandung dalam Berberine Advanced dari California Gold Nutrition, telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan berberine biasa karena peningkatan penyerapan. Sebagai contoh, dalam penelitian buta-ganda, terkontrol plasebo terhadap 49 subjek, peserta yang menerima 550 mg Berbevis® dua kali sehari selama dua bulan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam lipid darah, kontrol gula darah, massa lemak total (-6%), dan massa lemak perut (visceral) (-11%).[37] 

Lebih lanjut, dalam penelitian buta-ganda lainnya, Berbevis® dengan dosis 550 mg sekali sehari menunjukkan manfaat serupa terhadap lipid darah, kontrol gula darah, dan pengukuran lemak tubuh, tetapi peneliti juga menunjukkan penurunan 11% pada rasio lemak tubuh terhadap massa otot.[38] Pengukuran terakhir ini menunjukkan bahwa Berbevis® dapat membantu mengurangi lemak tubuh dan mempertahankan massa otot.

Poin Penting

Meskipun agonis GLP-1 menawarkan harapan bagi jutaan orang yang menderita obesitas, penting untuk menjaga diri dari efek samping yang ditimbulkannya. Penting juga untuk diingat bahwa apa pun target kesehatan seseorang, prinsip dasar untuk mencapai kesehatan adalah selalu fokus pada diet, gaya hidup, dan juga sikap. Obat atau suplemen makanan harus selalu digunakan dalam konteks pendekatan holistik terhadap kesehatan.

Referensi:

  1. Ding Y, Shi Y, Guan R, et al. Evaluation and comparison of efficacy and safety of tirzepatide and semaglutide in patients with type 2 diabetes mellitus: A Bayesian network meta-analysis. Pharmacological Research. 2023;199:107031. 
  2. ‌Li H, Yu G, Huang Q, et al. Efficacy and safety of GLP-1RAs for people with obesity: A systematic review based on RCT and Bayesian network meta-analysis. Biomedicine & Pharmacotherapy. 2024;171:116150-116150. 
  3. Haq U, Shurjeel Uddin Qazi, Sajid F, et al. Efficacy and safety of glucagon-like-peptide-1 receptor agonists on body weight and cardiometabolic parameters in individuals with obesity and without diabetes: A systematic review and meta-analysis. Endocrine Practice. Published online November 1, 2023. 
  4. Wilding JPH, Batterham RL, Davies M, et al. Weight Regain and Cardiometabolic Effects after Withdrawal of semaglutide: The STEP 1 Trial Extension. Diabetes, Obesity and Metabolism. 2022;24(8):1553-1564. 
  5. Niu S, Alkhuzam KA, Guan D, et al. 5-Year simulation of diabetes-related complications in people treated with tirzepatide or semaglutide versus insulin glargine. Diabetes Obes Metab. 2024 Feb;26(2):463-472. 
  6. Ansari HUH, Qazi SU, Sajid F, et al. Efficacy and Safety of Glucagon-Like Peptide-1 Receptor Agonists on Body Weight and Cardiometabolic Parameters in Individuals With Obesity and Without Diabetes: A Systematic Review and Meta-Analysis. Endocr Pract. 2024 Feb;30(2):160-171.
  7. Lincoff AM, Brown-Frandsen K, Colhoun HM, et al. Semaglutide and Cardiovascular Outcomes in Obesity without Diabetes. N Engl J Med. 2023 Dec 14;389(24):2221-2232. 
  8. Melson E, Ashraf U, Papamargaritis D, Davies MJ. What is the pipeline for future medications for obesity? Int J Obes (Lond). 2024 Feb 1.
  9. Olausson EA, Alpsten M, Larsson A, et al. Small particle size of a solid meal increases gastric emptying and late postprandial glycaemic response in diabetic subjects with gastroparesis. Diabetes Res Clin Pract. 2008 May;80(2):231-7. 
  10. Li F, Muhmood A, Akhter M, et al. Characterization, health benefits, and food applications of enzymatic digestion- resistant dextrin: A review. Int J Biol Macromol. 2023 Dec 31;253(Pt 4):126970.
  11. Zhou J, Ho V. Role of Baseline Gut Microbiota on Response to Fiber Intervention in Individuals with Irritable Bowel Syndrome. Nutrients. 2023 Nov 15;15(22):4786. 
  12. Giacosa A, Guido D, Grassi M, et al. The Effect of Ginger (Zingiber officinalis) and Artichoke (Cynara cardunculus) Extract Supplementation on Functional Dyspepsia: A Randomised, Double-Blind, and Placebo-Controlled Clinical Trial. Evid Based Complement Alternat Med. 2015;2015:915087. 
  13. Lazzini S, Polinelli W, Riva A, et al. The effect of ginger (Zingiber officinalis) and artichoke (Cynara cardunculus) extract supplementation on gastric motility: a pilot randomized study in healthy volunteers. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2016;20(1):146-9.
  14. Kim DU, Chung HC, Choi J, Sakai Y, Lee BY. Oral Intake of Low-Molecular-Weight Collagen Peptide Improves Hydration, Elasticity, and Wrinkling in Human Skin: A Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Study. Nutrients. 2018 Jun 26;10(7):826.
  15. Evans M, Lewis ED, Zakaria N, Pelipyagina T, Guthrie N. A randomized, triple-blind, placebo-controlled, parallel study to evaluate the efficacy of a freshwater marine collagen on skin wrinkles and elasticity. J Cosmet Dermatol. 2021 Mar;20(3):825-834. 
  16. Inoue, N., Sugihara, F. and Wang, X. Ingestion of bioactive collagen hydrolysates enhance facial skin moisture and elasticity and reduce facial ageing signs in a randomised double-blind placebo-controlled clinical study. J. Sci. Food Agric. 2016;96: 4077–4081. 
  17. Liu H, Guo X, Jiang K, et al. Dietary polyphenols regulate appetite mechanism via gut-brain axis and gut homeostasis. Food Chem. 2024 Feb 16;446:138739.
  18. Farhan M. The Promising Role of Polyphenols in Skin Disorders. Molecules. 2024 Feb 15;29(4):865.
  19. Driggin E, Goyal P. Malnutrition and Sarcopenia as Reasons for Caution with GLP-1 Receptor Agonist Use in HFpEF. J Card Fail. 2024 Feb 1:S1071-9164(24)00033-2. 
  20. Zhang X, Zhao Y, Chen S, Shao H. Anti-diabetic drugs and sarcopenia: emerging links, mechanistic insights, and clinical implications. J Cachexia Sarcopenia Muscle. 2021 Dec;12(6):1368-1379.
  21. Araj-Khodaei M, Ayati MH, Azizi Zeinalhajlou A, et al. Berberine-induced glucagon-like peptide-1 and its mechanism for controlling type 2 diabetes mellitus: a comprehensive pathway review. Arch Physiol Biochem. 2023 Nov 3:1-8
  22. Yang WL, Zhang CY, Ji WY, et al. Berberine Metabolites Stimulate GLP-1 Secretion by Alleviating Oxidative Stress and Mitochondrial Dysfunction. Am J Chin Med. 2024 Feb 8:1-22. 
  23. Askari VR, Khosravi K, Baradaran Rahimi V, Garzoli S. A Mechanistic Review on How Berberine Use Combats Diabetes and Related Complications: Molecular, Cellular, and Metabolic Effects. Pharmaceuticals (Basel). 2023 Dec 20;17(1):7. 
  24. Ming J, Yu X, Xu X, et al. Effectiveness and safety of Bifidobacterium and berberine in human hyperglycemia and their regulatory effect on the gut microbiota: a multi-center, double-blind, randomized, parallel-controlled study. Genome Med. 2021 Aug 9;13(1):125.
  25. Zhang Y, Gu Y, Ren H, et al. Gut microbiome-related effects of berberine and probiotics on type 2 diabetes (the PREMOTE study). Nat Commun. 2020 Oct 6;11(1):5015.
  26. Dong C, Yu J, Yang Y, Zhang F, Su W, Fan Q, Wu C, Wu S. Berberine, a potential prebiotic to indirectly promote Akkermansia growth through stimulating gut mucin secretion. Biomed Pharmacother. 2021 Jul;139:111595. 
  27. Ghotaslou R, Nabizadeh E, Memar MY, et al. The metabolic, protective, and immune functions of Akkermansia muciniphila. Microbiol Res. 2023 Jan;266:127245.
  28. Li J, Yang G, Zhang Q, Liu Z, et al. Function of Akkermansia muciniphila in type 2 diabetes and related diseases. Front Microbiol. 2023 Jun 15;14:1172400.
  29. Guo J, Chen H, Zhang X, et al. The Effect of Berberine on Metabolic Profiles in Type 2 Diabetic Patients: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Oxid Med Cell Longev. 2021 Dec 15;2021:2074610. 
  30. Blais JE, Huang X, Zhao JV. Overall and Sex-Specific Effect of Berberine for the Treatment of Dyslipidemia in Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Placebo-Controlled Trials. Drugs. 2023 Apr;83(5):403-427. 
  31. Yang L, Zhu W, Zhang X, Zhou X, Wu W, Shen T. Efficacy and safety of berberine for several cardiovascular diseases: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Phytomedicine. 2023 Apr;112:154716.
  32. Nie Q, Li M, Huang C, Yuan Y, Liang Q, Ma X, Qiu T, Li J. The clinical efficacy and safety of berberine in the treatment of non-alcoholic fatty liver disease: a meta-analysis and systematic review. J Transl Med. 2024 Mar 1;22(1):225. 
  33. Xiong P, Niu L, Talaei S, Kord-Varkaneh H, Clark CCT, Găman MA, Rahmani J, Dorosti M, Mousavi SM, Zarezadeh M, Taghizade-Bilondi H, Zhang J. The effect of berberine supplementation on obesity indices: A dose- response meta-analysis and systematic review of randomized controlled trials. Complement Ther Clin Pract. 2020 May;39:101113. 
  34.  Asbaghi O, Ghanbari N, Shekari M, Reiner Ž, Amirani E, Hallajzadeh J, Mirsafaei L, Asemi Z. The effect of berberine supplementation on obesity parameters, inflammation and liver function enzymes: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Clin Nutr ESPEN. 2020 Aug;38:43-49. 
  35. Yang J, Yin J, Gao H, et al. Berberine improves insulin sensitivity by inhibiting fat store and adjusting adipokines profile in human preadipocytes and metabolic syndrome patients. Evid. Based Complement. Altern. Med. 2012; 2012: 363845.
  36. Perez-Rubio K.G, Gonzalez-Ortiz, M, Martinez-Abundis E, et al. Effect of berberine administration on metabolic syndrome, insulin sensitivity, and insulin secretion. Metab. Syndr. Relat. Disord. 2013; 11: 366–369.
  37. Rondanelli M, Gasparri C, Petrangolini G, et al. Berberine phospholipid exerts a positive effect on the glycemic profile of overweight subjects with impaired fasting blood glucose (IFG): a randomized double-blind placebo-controlled clinical trial. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2023 Jul;27(14):6718-6727. 
  38. Cesarone MR, Hu S, Belcaro G, et al. Borderline hyperlipidemia preventive management with Berberine PL in asymptomatic prevention of early atherosclerosis. Minerva Gastroenterol (Torino). 2023 Oct 19.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya